Situasi ekonomi global diperkirakan akan memengaruhi pasar saham domestik di Indonesia. Para analis menyatakan bahwa perdagangan saham setelah libur panjang Lebaran tahun 2025 kemungkinan besar akan mengalami penurunan signifikan. Kekhawatiran ini muncul akibat kebijakan perdagangan yang baru saja diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menargetkan lebih dari seratus negara dengan kenaikan tarif impor.

Perkembangan terbaru ini diprediksi akan menciptakan ketegangan dagang antarnegara. Dampaknya tidak hanya dirasakan oleh negara-negara eksportir besar tetapi juga berdampak pada stabilitas pasar modal di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Diskusi mendalam tentang proyeksi ini dilakukan oleh para ahli dalam acara Squawk Box di CNBC Indonesia, di mana mereka membahas potensi risiko dan peluang di masa mendatang.

Dalam konteks yang lebih luas, langkah-langkah proteksionisme semacam ini sebenarnya dapat mendorong negara-negara untuk mencari solusi kolaboratif guna menjaga perdagangan tetap berjalan lancar. Meskipun tantangan saat ini tampak berat, inilah saatnya bagi para pemangku kepentingan untuk bersatu dan menciptakan strategi yang lebih inklusif serta berkelanjutan demi meningkatkan daya saing global tanpa merugikan pihak lain.