Pasar
Situasi Perbankan Indonesia: Kendala Pendanaan dan Prospek Kredit
2025-04-23

Pada awal tahun 2025, industri perbankan di Indonesia menghadapi tantangan signifikan terkait pendanaan. Bank Indonesia (BI) melaporkan perlambatan dalam pertumbuhan kredit perbankan, yang turun menjadi 9,16% secara tahunan pada Maret 2025. Angka ini lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang masih berada di atas 10%. Kendati demikian, BI optimistis bahwa langkah-langkah kebijakan makroprudensial akan membantu memperkuat likuiditas perbankan serta mendorong penyaluran kredit ke sektor riil.

Kendala Likuiditas dan Strategi Penyelesaian

Dalam suasana ekonomi yang dinamis, perbankan Indonesia menemui kesulitan dari sisi dana pihak ketiga (DPK) maupun surat berharga. Gubernur BI Perry Warjiyo menjelaskan bahwa kendati minat terhadap kredit tetap ada, beberapa bank menghadapi hambatan dalam mendapatkan dana. Pertumbuhan kredit sendiri didukung oleh kredit investasi yang meningkat sebesar 13,36%, diikuti oleh kredit konsumsi dan modal kerja yang tumbuh masing-masing 9,23% dan 6,51%.

Untuk merespons situasi ini, BI memproyeksikan pertumbuhan kredit bank akan bergerak menuju batas bawah antara 11%-13% secara tahunan pada 2025. Dalam rangka menghadapi risiko global yang dapat memengaruhi ekonomi nasional, BI akan memperkuat kebijakan makroprudensial melalui pengoptimalan Kebijakan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan memperketat koordinasi dengan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK).

Saat ini, likuiditas perbankan masih terjaga dengan rasio alat likuid terhadap DPK sebesar 26,2% per Maret 2025. Selain itu, rasio kecukupan modal (CAR) mencapai 26,95% per Februari 2025, sementara risiko kredit tetap terkendali dengan rasio NPL gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,81%.

Dari perspektif jurnalis, laporan ini menunjukkan pentingnya sinergi antara regulator dan pelaku industri perbankan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Meskipun kondisi global memberikan tantangan, langkah-langkah proaktif seperti penguatan kebijakan makroprudensial dan koordinasi lintas lembaga dapat membantu memastikan kelancaran distribusi kredit serta mendukung pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini juga menggarisbawahi perlunya adaptasi cepat terhadap perubahan kondisi pasar demi menjaga keberlanjutan sektor perbankan.

more stories
See more