Pasar modal Indonesia menghadapi tantangan signifikan dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai lebih dari 11% sejak awal tahun ini. Fenomena ini berjalan seiring dengan arus keluarnya dana asing yang mencapai Rp 45 triliun selama enam bulan terakhir. Para pemangku kepentingan di industri keuangan menyoroti pentingnya peran investor ritel domestik untuk memperkuat ketahanan pasar modal nasional, khususnya di tengah tren capital outflow yang berkelanjutan.
Ketua Asosiasi Manajer Investasi Indonesia (AMII), Hanif Mantiq, menyampaikan bahwa pelemahan IHSG telah berlangsung sejak September 2024. Salah satu penyebab utamanya adalah aliran modal asing yang meninggalkan pasar saham Indonesia. Dalam sebuah diskusi pada acara Capital Market Forum 2025, dia menekankan perlunya keterlibatan lebih besar dari masyarakat luas sebagai investor ritel untuk menjaga stabilitas pasar. "Kami berharap setidaknya 150 juta penduduk Indonesia dapat bergabung sebagai investor di pasar modal agar bisa memberikan ketahanan lebih," ujar Hanif.
Dalam konteks serupa, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Inarno Djajadi, melaporkan bahwa investor ritel domestik telah menjadi pilar penting dalam menjaga transaksi pasar saham. Data menunjukkan bahwa frekuensi rata-rata transaksi harian meningkat hingga 5,22%. Lebih lanjut, jumlah Single Investor Identification (SID) saat ini mencapai 15,7 juta investor dan diproyeksikan akan terus bertambah. Generasi muda di bawah usia 40 tahun mendominasi komposisi investor ini, yaitu mencapai 79% dari total SID.
Inarno menegaskan bahwa kontribusi investor domestik, khususnya ritel, sangat vital dalam menyeimbangkan aliran dana asing. Selama periode Januari-Maret 2025, investor domestik tidak hanya menjadi penyeimbang tetapi juga indikator kepercayaan terhadap pasar modal Tanah Air. Potensi ini menunjukkan adanya peluang besar bagi perkembangan pasar modal di masa depan.
Meskipun IHSG masih menghadapi tekanan akibat capital outflow, kehadiran investor ritel domestik membawa harapan baru. Dengan partisipasi yang semakin besar dari kalangan masyarakat, pasar modal Indonesia diharapkan dapat menjadi lebih tangguh dan stabil dalam menghadapi dinamika global maupun domestik. Kolaborasi antara regulator, pelaku pasar, dan masyarakat menjadi kunci dalam menjaga pertumbuhan pasar modal secara berkelanjutan.