Pada hari Kamis, PT Astra International Tbk. (ASII) mengumumkan pembagian dividen tunai sebesar Rp 16 triliun dari laporan keuangan tahun buku yang berakhir pada Desember 2024. Dari total laba bersih Rp 34 triliun, perusahaan menyisihkan hampir setengahnya untuk dividen dengan nilai Rp 406 per saham. Dividen ini mencakup pembayaran interim sebelumnya sebesar Rp 98 per saham yang telah diberikan pada bulan Oktober 2024. Sisa dividen akan didistribusikan kepada para pemegang saham pada awal Juni 2025.
Dalam suasana penuh harapan di gedung Menara Astra Jakarta, Head of Corporate Communication Astra, Boy Kelana, mengungkapkan rincian penggunaan laba bersih perusahaan pada konferensi pers tanggal 8 Mei 2025. Perusahaan telah menyiapkan alokasi sebesar Rp 16 triliun sebagai dividen tunai kepada para pemegang saham. Pembayaran pertama telah dilakukan pada akhir Oktober 2024, sementara sisanya akan disalurkan pada bulan Juni 2025 kepada mereka yang terdaftar dalam daftar resmi pemegang saham perusahaan hingga tanggal 22 Mei 2025.
Dilansir dari laporan perusahaan, Astra berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp 34,05 triliun pada tahun 2024, naik tipis sekitar 1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pendapatan bersih perusahaan juga meningkat sebesar 5% menjadi Rp 330,92 triliun. Namun, penurunan kinerja signifikan dirasakan oleh dua divisi utama yaitu alat berat dan otomotif. Divisi alat berat mencatatkan laba bersih sebesar Rp 12 triliun, turun 5% secara tahunan, sedangkan divisi otomotif melaporkan laba bersih sebesar Rp 11,21 triliun, turun 2% secara tahunan. Meski demikian, divisi properti, teknologi informasi, dan infrastruktur logistik menunjukkan performa positif dengan masing-masing tumbuh sebesar 56%, 43%, dan 37%.
Berbicara tentang kondisi pasar, Presiden Direktur Astra, Djony Bunarto Tjondro, menjelaskan bahwa penurunan laba bersih divisi otomotif terutama dipicu oleh pelemahan permintaan mobil nasional, meskipun bisnis sepeda motor tetap memberikan kontribusi yang cukup baik.
Sebagai seorang jurnalis, laporan ini memberikan pelajaran penting tentang strategi diversifikasi usaha. Meskipun beberapa divisi inti menghadapi tantangan seperti perlambatan pasar otomotif, kemampuan Astra untuk mempertahankan stabilitas keuangan melalui sektor-sektor lain seperti properti dan teknologi informasi menunjukkan betapa pentingnya memiliki portofolio bisnis yang luas. Hal ini juga menunjukkan bahwa adaptasi terhadap perubahan tren pasar adalah kunci untuk kelangsungan perusahaan besar di era modern ini.