Pasar
Situasi Ekonomi: Rupiah Menghadapi Tekanan Seiring Menjelang Pengumuman BI
2025-03-19

Pada awal perdagangan Rabu (19/3/2025), mata uang rupiah mengalami pelemahan terhadap dolar AS di tengah antisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia. Nilai tukar rupiah membuka perdagangan di posisi Rp16.470 per dolar AS, dengan penurunan 0,3%. Selain itu, indeks dolar AS (DXY) juga menguat sebesar 0,09% pada pagi hari tersebut. Para pelaku pasar memperhatikan keputusan suku bunga acuan oleh BI untuk bulan ini. Mayoritas proyeksi menunjukkan bahwa BI kemungkinan besar akan menjaga tingkat suku bunganya tetap di angka 5,75%, namun ada beberapa pihak yang memperkirakan penurunan menjadi 5,50%. Ketidakpastian ekonomi global dan dampak dari kebijakan Presiden AS Donald Trump menjadi faktor utama dalam tekanan nilai tukar rupiah.

Perkembangan Terkini Soal Kebijakan Moneter BI

Dalam suasana dinamis perdagangan valuta asing, mata uang rupiah menghadapi tantangan signifikan saat pembukaan perdagangan di Jakarta pada Rabu pagi. Dalam laporan terbaru, kurs rupiah langsung melemah hingga menyentuh angka Rp16.500 per dolar AS hanya dalam beberapa menit setelah perdagangan dimulai. Pada saat yang sama, indeks dolar AS melonjak naik mencapai angka 103,34 pada pukul 08:57 WIB.

Ketegangan ini semakin meningkat karena para pemain pasar sedang menunggu pengumuman hasil RDG Bank Indonesia yang berlangsung pada 18-19 Maret 2025. Fokus utama adalah keputusan BI tentang suku bunga acuan. Analisis dari 17 lembaga/institusi menunjukkan bahwa sebagian besar memproyeksikan bahwa BI akan mempertahankan suku bunga di level 5,75%. Namun, ada sejumlah institusi yang memprediksi penurunan suku bunga menjadi 5,50%.

Menurut Maybank Indonesia, ketidakpastian pasar keuangan global dan implikasi dari kebijakan ekonomi Donald Trump menjadi alasan utama mengapa BI mungkin memilih untuk tidak mengubah suku bunga. Hal serupa disampaikan oleh Presiden Direktur Samuel Aset Manajemen, Agus Basuki Yanuar, yang menekankan perlunya stabilitas nilai tukar rupiah untuk menjaga keseimbangan ekonomi nasional.

Dari sudut pandang seorang jurnalis, situasi ini memberikan pelajaran penting tentang bagaimana kebijakan moneter domestik dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Kestabilan ekonomi nasional sangat bergantung pada respons cepat dan strategis dari bank sentral dalam menghadapi tekanan global. Untuk pembaca, informasi ini menyoroti pentingnya memahami interaksi antara kebijakan ekonomi internasional dan kondisi lokal. Ini juga menunjukkan bahwa stabilitas nilai tukar rupiah bukan hanya masalah finansial, tetapi juga refleksi dari daya tahan ekonomi Indonesia di tengah ketidakpastian global.

More Stories
see more