Berita
Analisis Kekuatan Pertahanan Antar Dua Negara Tetangga di Asia Selatan
2025-05-08

Pertarungan geopolitik antara dua negara besar di Asia Selatan, India dan Pakistan, kembali menjadi sorotan. Tidak hanya karena sejarah panjang konflik mereka, tetapi juga karena potensi ancaman yang bisa berkembang ke skala lebih luas. Artikel ini akan menjelaskan secara rinci perbandingan kemampuan militer kedua negara tersebut berdasarkan beberapa parameter utama.

Dalam hierarki kekuatan militer dunia, India dan Pakistan sama-sama menempati posisi penting. Namun, berdasarkan data terbaru dari Global Fire Power (GFP) 2025, ada jarak signifikan dalam ranking militer keduanya. India menduduki urutan ke-4 dari total 145 negara yang dinilai, sementara Pakistan berada di posisi ke-12.

Tenaga manusia adalah salah satu aspek vital dalam kemampuan pertahanan sebuah negara. Di sini, India unggul dengan jumlah tentara aktif mencapai 1.455.550 orang, ditambah lagi dengan personel cadangan sebanyak 1.155.000 individu. Angka tersebut belum termasuk pasukan paramiliter, yang melibatkan hampir 2.527.000 anggota.

Sementara itu, meskipun memiliki jumlah tentara aktif yang lebih sedikit dibandingkan tetangganya, Pakistan tetap mempertahankan kekuatan yang tidak dapat diremehkan. Meski demikian, ketiadaan informasi lengkap mengenai struktur pasukan cadangan dan paramiliter membuat sulit untuk melakukan perbandingan yang adil.

Ketegangan yang meningkat antara kedua negara ini telah memunculkan spekulasi tentang potensi konflik berskala besar. Namun, penting untuk dicatat bahwa kepemilikan senjata nuklir oleh keduanya menjadi faktor penentu dalam mencegah eskalasi penuh. Hal ini menciptakan situasi di mana kekuatan militer tidak hanya diukur dari jumlah pasukan atau peringkat global, tetapi juga dari kapabilitas strategis.

Berdirinya masing-masing sebagai kekuatan regional tidak diragukan lagi. Meskipun perbedaan dalam hal peringkat dan jumlah tentara cukup signifikan, penting untuk menyadari bahwa setiap negara memiliki keunggulan tersendiri yang dapat memengaruhi hasil konflik potensial. Oleh karena itu, upaya diplomasi tetap menjadi solusi terbaik untuk menjaga stabilitas di wilayah tersebut.

more stories
See more