Seorang tokoh penting di dunia energi Indonesia, Nicke Widyawati, mencatat perkembangan signifikan dalam kekayaannya. Berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diajukan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), jumlah harta Nicke meningkat tajam menjadi Rp118,7 miliar pada Maret 2024. Data ini menunjukkan adanya kenaikan besar dari tahun-tahun sebelumnya, dengan total Rp98,3 miliar pada 2022 dan Rp75 miliar pada 2021. Selain itu, pengungkapan aset Nicke meliputi berbagai jenis properti, kendaraan, serta investasi lainnya.
Berdasarkan informasi resmi dalam LHKPN, Nicke memiliki kepemilikan terhadap enam belas bidang tanah dan bangunan, dengan nilai gabungan mencapai Rp55,9 miliar. Properti-properti tersebut tersebar di beberapa wilayah, termasuk Tasikmalaya dan Jakarta Selatan. Selain itu, koleksi kendaraan bermotor juga menjadi bagian penting dari daftar asetnya. Kendaraan-kendaraan mewah seperti Toyota Alphard, Mercedes Benz GLE400, Honda HRV, dan Toyota Camry disebutkan bernilai total Rp2,35 miliar. Di luar hal tersebut, Nicke juga mendeklarasikan aset likuid sebesar Rp48,8 miliar serta harta lainnya senilai Rp5 miliar. Menariknya, dalam laporan tersebut Nicke menyatakan tidak memiliki utang sama sekali.
Dalam konteks karier profesionalnya, Nicke dikenal sebagai sosok sentral selama memimpin Pertamina sebagai Direktur Utama dari periode 2018 hingga 2024. Seiring tanggung jawab besar yang diemban, kompensasi yang diterimanya pun cukup substansial. Berdasarkan catatan keuangan Pertamina pada tahun 2022, total gaji direksi mencapai USD 23,9 juta atau setara Rp358,5 miliar untuk enam orang. Jika dibagi secara merata, estimasi pendapatan bulanan Nicke bisa mencapai Rp4,97 miliar.
Kenaikan drastis dalam kekayaan Nicke Widyawati menunjukkan kontribusi besar dari posisi strategisnya di perusahaan pelat merah. Dengan transparansi yang ditunjukkan melalui LHKPN, publik dapat melihat secara langsung bagaimana manajemen kekayaan individu berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi pribadi maupun institusional. Pengungkapan ini juga memberikan gambaran tentang pentingnya akuntabilitas dalam sistem penyelenggaraan negara.
Data ini tak hanya merefleksikan pencapaian pribadi Nicke Widyawati tetapi juga menjadi contoh nyata bagaimana profesi dapat berdampak positif terhadap peningkatan status finansial seseorang. Dengan demikian, transparansi dalam pengelolaan kekayaan tetap menjadi salah satu elemen penting dalam menjaga integritas publik.