Pasar
Dampak Kebijakan Tarif AS Terhadap Pasar Modal Indonesia
2025-04-11

Pasar modal di seluruh dunia mengalami gejolak akibat kebijakan tarif yang diberlakukan oleh pemimpin Amerika Serikat. Di Indonesia, pengumuman ini turut memengaruhi perdagangan saham, terutama setelah libur Hari Raya Idul Fitri pada bulan April 2025. Aktivitas jual-beli investor asing dan domestik mencatat perubahan signifikan dalam beberapa hari perdagangan pertama setelah libur panjang tersebut. Investor ritel domestik menjadi pilar penting yang menjaga likuiditas pasar, meskipun tekanan dari luar negeri cukup besar.

Pada awal April 2025, Presiden Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan balas dendam berupa tarif impor kepada mitra dagangnya. Hal ini berdampak langsung pada pasar modal global, termasuk Indonesia. Saat bursa saham dibuka kembali setelah libur Lebaran pada tanggal 8 April 2025, aktivitas penjualan bersih (net sell) oleh investor asing mencapai Rp 3,8 triliun dari total transaksi Rp 20,9 triliun. Angka ini menunjukkan ketidakpastian pasar yang tinggi. Namun, di sisi lain, investor ritel domestik justru melakukan pembelian dengan jumlah hampir sama, yakni sebesar Rp 3,9 triliun. Ini menunjukkan bahwa walaupun ada tekanan eksternal, pelaku pasar lokal tetap percaya diri.

Berlanjut ke tanggal 10 April 2025, tren perdagangan mulai bergeser. Investor asing kembali melakukan net sell, namun kali ini dengan jumlah lebih kecil, yaitu Rp 750 miliar dari total transaksi Rp 15,5 triliun. Pada saat yang sama, institusi domestik mulai membeli saham secara aktif dengan nilai Rp 1,75 triliun. Sebaliknya, ritel domestik melakukan penjualan untuk mengambil keuntungan (take profit). Fenomena ini mencerminkan kepercayaan yang tumbuh di kalangan investor lokal terhadap prospek pasar saham nasional.

Menurut Direktur Bursa Efek Indonesia, Iman Rachman, fenomena ini membuktikan bahwa investor domestik memiliki keyakinan yang kuat terhadap saham-saham lokal. Dalam diskusi daring yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina, dia menyoroti peran penting ritel domestik dalam menjaga stabilitas pasar selama masa ketidakpastian global.

Ketika pasar global menghadapi tantangan akibat kebijakan proteksionisme dari Amerika Serikat, respons positif dari investor domestik menjadi angin segar bagi pasar modal Indonesia. Kepercayaan ini ditunjukkan melalui aktivitas pembelian yang dilakukan oleh ritel domestik serta langkah strategis dari institusi lokal. Meskipun tekanan dari luar masih ada, optimisme pelaku pasar lokal memberikan harapan akan pemulihan lebih lanjut di masa mendatang.

more stories
See more