Pasar
Lonjakan IHSG Ditengarai Oleh Sentimen Positif dan Potensi Pembagian Dividen
2025-04-25

Pada perdagangan sesi II di Jakarta, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat kenaikan signifikan. Kenaikan ini didorong oleh sejumlah saham yang bergerak di zona hijau serta pengumuman pembagian dividen dari beberapa perusahaan besar. Selain itu, sentimen positif juga datang dari rekomendasi naik untuk saham-saham Indonesia oleh lembaga investasi global UBS Group. Meskipun demikian, IHSG tetap menghadapi tantangan seperti potensi aksi profit taking dan pelemahan rupiah akibat repatriasi dividen.

Kenaikan IHSG pada perdagangan hari Jumat membawa kapitalisasi pasar meningkat secara substansial. Beberapa sektor utama seperti konsumer primer, finansial, dan properti memberikan kontribusi besar terhadap kenaikan tersebut. Namun, meski indeks dolar AS melandai, rupiah masih mengalami pelemahan mendekati level terendahnya.

Peningkatan IHSG Ditopang Sektor Perbankan dan Konsumen Primer

Saham-saham perbankan menjadi pendorong utama lonjakan IHSG pada perdagangan tersebut. Dukungan tambahan berasal dari perusahaan-perusahaan dalam sektor konsumer primer yang membagikan dividen tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa investor mulai tertarik pada emiten dengan fundamental kuat dan potensi pendapatan stabil.

BBCA, salah satu saham bank terbesar, naik 1,77% dan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan indeks. GOTO dan ASII juga turut menyumbang kenaikan yang cukup besar. Bank Mandiri (BMRI) dan UNVR, yang telah mengumumkan akan membagikan dividen 100% dari laba tahun buku 2024, menjadi daya tarik tambahan bagi para investor. Lonjakan UNVR mencapai 17,39%, menunjukkan antusiasme pasar terhadap prospek pembagian dividen yang besar. Peningkatan ini menciptakan dinamika positif di pasar modal Indonesia, walaupun ada risiko aksi profit taking yang dapat memengaruhi pergerakan ke depan.

Rekomendasi Overweight oleh UBS Group Menguatkan Sentimen Pasar

Dukungan lebih lanjut untuk kenaikan IHSG datang dari rekomendasi overweight oleh UBS Group, sebuah perusahaan investasi global yang berbasis di Zurich, Swiss. Rekomendasi ini didasarkan pada kondisi domestik yang defensif serta valuasi saham yang semakin mendekati level terendah masa pandemi. Faktor ini dianggap memiliki potensi untuk mendorong aliran dana asing ke pasar saham Indonesia.

Perubahan rekomendasi ini menjadi kabar baik setelah sebelumnya dua institusi global, yaitu Goldman Sachs dan Morgan Stanley Capital International (MSCI), menurunkan peringkat pasar saham Indonesia. Meskipun rupiah masih menghadapi tekanan dari repatriasi dividen dan melemah hampir mendekati Rp17.000/US$, sentimen positif dari UBS Group memberikan harapan baru bagi pelaku pasar. Secara teknikal, IHSG sedang menguji resistance horizontal line di posisi 6.600, namun tetap harus waspada terhadap kemungkinan aksi profit taking yang dapat membawa indeks turun menuju support penting di level 6.300.

more stories
See more