Indonesia dan AS sedang mengeksplorasi peluang kerja sama yang lebih luas guna memperkuat posisi kedua negara dalam kancah global.
Seiring dengan meningkatnya volume perdagangan antara Indonesia dan AS, industri asuransi kargo laut diproyeksikan menjadi salah satu penerima manfaat utama dari hasil negosiasi ini. Menurut Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun (KE PPDP) OJK, Ogi Prastomiyono, daya tawar pemerintah Indonesia dapat memberikan dampak positif pada sektor asuransi marine cargo. Hal ini didukung oleh peningkatan volume perdagangan internasional yang semakin intens.
Selain itu, insentif fiskal dan nonfiskal yang ditawarkan kepada AS diharapkan dapat membuka peluang baru bagi barang-barang impor dari AS ke Indonesia. Dalam konteks ini, stabilitas ekonomi antara kedua negara akan terjaga, sehingga industri asuransi marine cargo tetap dapat berkembang pesat meskipun menghadapi tantangan global seperti perang dagang atau fluktuasi nilai tukar mata uang.
Meskipun menghadapi beberapa hambatan, prospek premi asuransi marine cargo di Indonesia masih sangat cerah. Data menunjukkan bahwa hingga akhir tahun 2024, premi asuransi jenis ini telah mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,29% secara tahunan. Angka ini menunjukkan bahwa meskipun ada tekanan eksternal, permintaan atas layanan asuransi kargo laut tetap tinggi.
Ogi menjelaskan bahwa penurunan sementara sebesar -0,44% yoy pada akhir Februari 2025 tidak cukup untuk mereduksi potensi besar dari sektor ini. Faktor-faktor seperti peningkatan ekspor-impor dan dukungan regulasi domestik akan menjadi penggerak utama pertumbuhan asuransi marine cargo di masa mendatang.
Pemerintah Indonesia saat ini sedang mengadopsi pendekatan diplomasi perdagangan yang proaktif dengan AS. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan volume impor komoditas agrikultur dan produk rekayasa teknik dari AS. Langkah ini bertujuan untuk menjaga keseimbangan perdagangan antara kedua negara serta memperkuat posisi Indonesia sebagai mitra dagang andal bagi AS.
Dengan adanya kolaborasi yang lebih erat, diharapkan Indonesia dapat mempertahankan daya saing ekspornya ke pasar AS. Selain itu, upaya ini juga akan membantu memperluas akses pasar bagi produk-produk lokal, termasuk sektor asuransi dan dana pensiun yang memiliki potensi besar untuk berkembang melalui sinergi internasional.