Industri baja Indonesia menunjukkan potensi besar untuk ekspansi pasar global meskipun menghadapi tantangan akibat perang tarif yang dipicu oleh kebijakan Amerika Serikat (AS). Direktur Utama PT Krakatau Steel, Muhamad Akbar Djohan, menyebutkan bahwa perusahaan telah berhasil mengekspor produknya ke berbagai negara, termasuk AS dan beberapa negara Eropa serta Asia. Meski begitu, perusahaan tetap menjaga keseimbangan antara memenuhi kebutuhan domestik dan mengejar peluang internasional dengan inovasi dan kerjasama dagang global.
Dalam diskusi yang diadakan selama acara Halal Bihalal dan Media Gathering KRAS pada bulan April 2025, Akbar Djohan mengungkapkan bahwa perusahaannya telah mencatat pencapaian signifikan dalam bidang ekspor. Produk-produk baja dari PT Krakatau Steel telah masuk ke pasar Amerika Serikat sebanyak 50.000 ton, sementara pengiriman ke Italia, Spanyol, dan Portugal mencapai total 11.600 ton. Selain itu, negara-negara seperti Afrika, India, dan Pakistan juga menjadi tujuan ekspor utama.
Di tengah ketegangan perdagangan global, perusahaan tetap mempertahankan fokus pada pasokan dalam negeri. Menurut Akbar, penting bagi industri baja nasional untuk memastikan rantai pasokan lokal tetap terpenuhi secara optimal. Dengan demikian, upaya ekspor tidak akan mengganggu stabilitas pasar domestik. PT Krakatau Steel juga terus melakukan inovasi teknologi dan menjalin kerja sama dagang lintas batas guna meningkatkan daya saing di kancah internasional.
Selain itu, Akbar menekankan bahwa perusahaan telah belajar banyak dari pengalaman masa lalu, khususnya krisis ekonomi tahun 1970-an. Dengan strategi manajemen yang solid dan jaringan kerja sama bilateral serta multilateral, PT Krakatau Steel siap menghadapi segala dinamika pasar global.
Dari perspektif seorang jurnalis, cerita ini menunjukkan betapa pentingnya keseimbangan antara ekspansi pasar global dan pemenuhan kebutuhan domestik. PT Krakatau Steel memberikan contoh bagaimana sebuah perusahaan dapat bertahan di tengah tekanan global melalui adaptasi, inovasi, dan kolaborasi strategis. Bagi pembaca, artikel ini menyoroti perlunya pendekatan holistik dalam mengelola bisnis agar tetap kompetitif di era globalisasi yang penuh ketidakpastian.