Peneliti telah menemukan fosil unik dari spesies dinosaurus baru yang belum pernah terlihat sebelumnya. Fosil ini ditemukan di Gurun Gobi, Mongolia, dan mencakup cakar raksasa serta sisa-sisa tangan yang sangat terawetkan. Para ilmuwan menyebut makhluk ini sebagai Duonychus tsogtbaatari, yang merupakan bagian dari kelompok therizinosaurus. Penemuan ini memberikan wawasan baru tentang evolusi tangan mereka dan fungsi cakar yang tidak biasa.
Fosil tersebut berusia sekitar 90-95 juta tahun dan menunjukkan bahwa spesies ini hanya memiliki dua jari, suatu karakteristik yang jarang ditemui pada theropoda lainnya. Selain itu, para ahli percaya bahwa cakar panjang mereka mungkin digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk mencari makan, pertahanan, atau bahkan ritual kawin.
Duonychus tsogtbaatari, sebuah spesies dinosaurus herbivor atau omnivor, memiliki ciri-ciri yang membedakannya dari kerabatnya. Salah satu fitur paling mencolok adalah sepasang cakar besar dengan panjang hampir 30 sentimeter, yang diyakini membantu makhluk ini dalam kehidupannya sehari-hari. Para ilmuwan juga menemukan bahwa fosil ini menunjukkan struktur tangan yang sangat langka—hanya memiliki dua jari.
Selain ukuran cakarnya yang luar biasa, penelitian menunjukkan bahwa makhluk ini berasal dari periode Cretaceous awal. Penemuan ini menjadi penting karena mengungkapkan tahap evolusi unik dalam perkembangan therizinosaurus. Ahli paleontologi Yoshitsugu Kobayashi menjelaskan bahwa pengurangan jumlah jari pada spesies ini mungkin berkaitan dengan adaptasi tertentu terhadap lingkungan. Struktur cakar yang kuat kemungkinan digunakan untuk meraih dedaunan atau menahan tanaman saat makan, meskipun fungsinya dapat lebih kompleks.
Tidak hanya menonjol karena bentuk tubuhnya, Duonychus tsogtbaatari juga menarik perhatian karena peran penting yang dimainkan oleh cakarnya dalam ekologi spesies ini. Studi mendalam menunjukkan bahwa evolusi aneh dari tangan mereka mungkin memiliki hubungan erat dengan cara mereka bertahan hidup. Selain mencari makan, cakar tersebut bisa digunakan untuk melindungi diri dari predator atau bahkan menandai wilayah.
Berdasarkan analisis fosil, ilmuwan menyimpulkan bahwa evolusi tangan therizinosaurus bukanlah hal yang statis tetapi berkembang sesuai dengan kebutuhan spesifik mereka. Cakar panjang tidak hanya berguna untuk mencari makanan melalui metode "kait dan tarik", tetapi juga mungkin digunakan dalam interaksi sosial seperti ritual kawin atau pertarungan antara individu. Penemuan ini membuka peluang baru bagi para ilmuwan untuk memahami lebih baik bagaimana kelompok dinosaurus ini beradaptasi dengan lingkungan mereka.