Pasar modal Indonesia mengalami goncangan signifikan pada perdagangan Selasa, 25 Februari 2025. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang awalnya menunjukkan peningkatan tiba-tiba jatuh hingga hampir 2%. Penurunan ini terjadi kurang dari dua jam setelah pembukaan pasar. Emiten milik pemerintah menjadi faktor utama dalam penurunan tersebut. Beberapa perusahaan BUMN seperti Bank Rakyat Indonesia, Bank Mandiri, dan Telkom Indonesia berkontribusi besar terhadap penurunan indeks.
Bambang Brodjonegoro, Penasihat Khusus Presiden untuk Ekonomi dan Pembangunan Nasional, menjelaskan bahwa sikap "wait and see" para investor mempengaruhi situasi ini. Investor menunggu kejelasan tentang Badan Pengelola Investasi Danantara, lembaga yang akan mengelola seluruh BUMN di Indonesia. Mereka mencari informasi lengkap mengenai dampak Danantara terhadap kinerja BUMN. Mispersepsi juga muncul, seperti kekhawatiran bahwa pembagian dividen BUMN akan berkurang setelah bergabung dengan Danantara. Namun, Bambang meyakini bahwa hal ini tidak akan terjadi dan malah akan meningkatkan kinerja serta pembagian dividen BUMN di masa mendatang.
Pemahaman yang tepat tentang rencana pemerintah sangat penting bagi stabilitas pasar. Dengan adanya Badan Pengelola Investasi Danantara, pemerintah berupaya meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pengelolaan BUMN. Ini menunjukkan komitmen kuat pemerintah untuk melindungi kepentingan investor minoritas dan memastikan bahwa pembagian dividen tetap menguntungkan. Melalui langkah-langkah ini, pemerintah berharap dapat meredakan ketidakpastian dan membangun kepercayaan investor terhadap ekonomi nasional.