Industri asuransi jiwa di Indonesia mencatatkan peningkatan signifikan dalam pendapatan premi sepanjang tahun 2024. Peningkatan ini mencerminkan perubahan positif dibandingkan dengan tahun sebelumnya, didorong oleh berbagai faktor termasuk pertumbuhan bisnis baru dan perlindungan yang lebih luas kepada masyarakat. Selain itu, industri ini juga menunjukkan peningkatan dalam investasi dan aset total.
Industri asuransi jiwa telah berhasil memperluas cakupannya ke segmen masyarakat yang lebih luas, terutama melalui produk-produk inovatif dan kesadaran masyarakat yang meningkat. Penambahan jumlah tertanggung mencapai hampir 155 juta orang, dengan pertumbuhan pesat pada segmen kumpulan. Ini menunjukkan bahwa semakin banyak individu mendapatkan manfaat dari proteksi asuransi.
Dalam rincian lebih lanjut, industri ini mencatatkan pendapatan premi sebesar Rp185,39 triliun pada tahun 2024, mengalami peningkatan 4,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini didorong oleh premi bisnis baru sebesar Rp108,32 triliun dan premi lanjutan sebesar Rp77,07 triliun, yang masing-masing naik 4,3%. Dari sisi jenis produk, asuransi tradisional tumbuh signifikan menjadi 59,5% dari total premi, mencapai Rp110,36 triliun, sementara unit link menyumbang 40,5% sisanya. Produk asuransi syariah juga mengalami pertumbuhan 10,4%, mencapai Rp22,61 triliun, seiring meningkatnya minat masyarakat terhadap produk keuangan berbasis syariah.
Industri asuransi jiwa tidak hanya berkembang dalam hal pendapatan premi tetapi juga dalam manajemen aset dan investasi. Total aset industri meningkat 0,7% menjadi Rp616,75 triliun, melebihi pertumbuhan tahun sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa industri ini mampu mempertahankan stabilitas dan pertumbuhan meskipun kondisi ekonomi yang dinamis.
Investasi industri mencapai Rp541,40 triliun, naik 0,2% dari tahun sebelumnya. Salah satu sektor investasi yang paling menonjol adalah Surat Berharga Negara (SBN), yang mencatatkan peningkatan 11,9% dan kontribusi sebesar 37,9% dari total investasi. Sementara itu, investasi di saham dan reksa dana masing-masing berkontribusi sebesar 24,7% dan 12,9% dari total portofolio investasi. Peningkatan ini menunjukkan strategi investasi yang kuat dan beragam, mendukung pertumbuhan industri secara keseluruhan.