Berita
Interpretasi Spiritualitas dalam Era Digital: Workshop Esoterika Fellowship
2025-04-22

Pada April 2025, Jakarta menyaksikan sebuah acara penting yang menggabungkan antara teknologi modern dan spiritualitas. Acara ini berupa workshop bertajuk Esoterika Fellowship Masuk Kampus, yang diadakan selama tiga hari dari tanggal 21 hingga 23 April 2025. Dengan melibatkan para akademisi dari berbagai disiplin ilmu dan latar belakang agama, acara ini menjadi platform bagi dialog lintas iman serta eksplorasi interpretasi spiritualitas di era digital. Salah satu pembicara utama, Denny JA, menyoroti bagaimana Artificial Intelligence (AI) memainkan peran dalam menciptakan tafsir agama yang moderat dan inklusif.

Pembahasan Lintas Agama dan Disiplin Ilmu dalam Workshop

Dalam suasana kehangatan di ibu kota, sebanyak 25 dosen dari 9 institusi pendidikan tinggi di Indonesia berkumpul untuk berbagi pemikiran tentang interpretasi spiritualitas kontemporer. Acara ini dihadiri oleh akademisi ternama seperti Dr. Halim Wiryadinata dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sidrotun Naim dari IPMI International Business School, hingga I Ketut Donder dari Universitas Hindu Negeri (UHN). Para peserta terdiri dari 17 doktor, 6 master, dan 2 profesor yang mewakili berbagai bidang studi mulai dari filsafat hingga sosiologi.

Pada hari kedua workshop, diskusi dibuka dengan sesi tentang penggalian nilai-nilai budaya dalam agama oleh Dr. Halim Wiryadinata dan Sidrotun Naim, Ph.D. Mereka menekankan pentingnya menjaga relevansi dokumen-dokumen agama sebagai penanda peradaban. Selanjutnya, topik perebutan tafsir agama dipresentasikan oleh Neng Hannah dari UIN Bandung dan tim pengajar dari IAIN Ambon. Mereka menunjukkan bahwa tidak ada tafsir tunggal dalam agama, sehingga penting untuk membuka ruang bagi perspektif baru.

Sesi ketiga membahas dampak teknologi informasi terhadap spiritualitas, dengan fokus pada era Google dan AI. Drs. I Ketut Donder, M.Ag., PhD.D. dari UHN serta tim dari STABN Sriwijaya menyampaikan data menarik tentang lebih dari 4.300 agama dan keyakinan di dunia, serta tren moral publik dalam pencarian spiritual online. Tema spiritualitas di era AI juga menjadi sorotan, dengan pembicara Abdullah Sumrahadi dari President University dan Dr. Mohamad Shofan dari UIN Cirebon. Mereka mendiskusikan hubungan antara spiritualitas, filsafat, dan teknologi kecerdasan buatan.

Di sesi terakhir, refleksi mendalam dilakukan oleh tim UNPAR yang membahas lima prinsip hidup bermakna berdasarkan ajaran sufisme, serta Elza Peldi Taher dari Esoterika yang berbagi pengalaman pribadinya. Acara ditutup dengan aktivitas meditasi, musik akustik, dan interaksi santai antarpeserta.

Esoterika Fellowship Masuk Kampus adalah program yang diprakarsai oleh Forum Esoterika, dengan kepemimpinan Ahmad Gaus AF dan Dr. Budhy Munawar Rachman. Program ini bertujuan untuk menghidupkan kembali esensi spiritualitas manusia, melampaui batas-batas doktrinal menuju makna universal.

Inspirasi dari Diskusi Spiritualitas Modern

Workshop Esoterika Fellowship Masuk Kampus memberikan wawasan mendalam tentang bagaimana spiritualitas dapat diterjemahkan dalam konteks zaman modern. Di tengah kemajuan teknologi seperti AI, interpretasi agama cenderung lebih moderat dan inklusif, mencerminkan nilai-nilai etika universal. Melalui diskusi lintas agama dan disiplin ilmu, kita diajak untuk merenungkan arti keberagaman dan harmoni dalam kehidupan sehari-hari. Pengalaman ini mengingatkan kita bahwa spiritualitas tidak hanya bersandar pada doktrin formal, tetapi juga pada pemahaman mendalam tentang keberadaan manusia dalam semesta yang luas.

more stories
See more