Fasilitas pembiayaan skema beli sekarang bayar nanti (buy now pay later atau BNPL) menunjukkan peningkatan yang luar biasa dalam sistem perbankan Indonesia. Data terbaru mengungkapkan bahwa hingga Januari 2025, penyaluran kredit melalui skema ini mencapai Rp 22,57 triliun, meningkat 45,73% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah rekening juga bertambah dari 23,99 juta menjadi 24,44 juta akun. Di sisi lain, perusahaan pembiayaan melaporkan pertumbuhan BNPL sebesar Rp 7,12 triliun, naik 41,9% secara tahunan. Pertumbuhan kredit industri perbankan secara keseluruhan mencapai 10,27%, dengan segmen investasi tumbuh paling cepat.
Keterlibatan bank dan perusahaan pembiayaan dalam skema pay later telah memberikan dampak positif pada ekonomi Indonesia. Meskipun kontribusi kredit BNPL hanya 0,29% dari total kredit, pertumbuhannya yang signifikan menunjukkan potensi besar. Penambahan jumlah rekening menandakan semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan layanan ini untuk kebutuhan finansial mereka. Ini mencerminkan adopsi teknologi finansial yang semakin luas.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), perusahaan pembiayaan mencatat pertumbuhan BNPL hingga Desember 2024 sebesar Rp 7,12 triliun, meningkat 41,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan minat yang kuat dari masyarakat terhadap skema pembiayaan ini. Kenaikan tersebut didorong oleh kemudahan akses dan fleksibilitas pembayaran yang ditawarkan. Selain itu, bank-bank juga berperan aktif dalam menyediakan fasilitas ini, yang membantu meningkatkan inklusivitas keuangan bagi kalangan masyarakat yang lebih luas.
Pertumbuhan kredit dalam skema pay later memiliki pengaruh signifikan terhadap industri perbankan. Meski pertumbuhan kredit sedikit melambat pada Januari 2025 dibandingkan Desember 2024, indikator likuiditas industri perbankan tetap kuat. Rasio simpanan terhadap kredit turun dari 88,57% menjadi 87,64%. Segmen investasi mencatat pertumbuhan tertinggi, diikuti oleh kredit konsumsi dan investasi.
Sektor investasi mencatat pertumbuhan 13,22% secara tahunan, menunjukkan minat investor yang tinggi terhadap peluang baru. Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh 10,37% dan kredit investasi naik 8,4%. Pertumbuhan ini mendukung aktivitas ekonomi dan menciptakan lingkungan yang kondusif bagi inovasi produk keuangan. Meskipun pertumbuhan kredit melambat sedikit, faktor likuiditas yang kuat menunjukkan bahwa industri perbankan tetap stabil dan siap menghadapi tantangan masa depan.